Sepak Bola Wanita

unduhan-38.jpg

AMBISI HAT-TRICK: Timnas perempuan Jerman sebelum laga FIFA Women's World Cup 2011 melawan Kanada di Berlin, Minggu (26/6) malam. Berdiri (kiri-kanan): Nadine Angerer, Birgit Prinz, Annike Krahn, Simone Laudehr, Linda Bresonik, Kerstin Garefrekes. Jongkok (kiri-kanan): Babett Peter, Melanie Behringer, Celia Okonyino Da Mbabi, Kim Kulig, Saskia Bartusiak. PHOTO: REUTERS STADION Olimpiade Berlin, Minggu (26/6) malam atau Senin (27/6) dini hari WIB. Tidak kurang 73.680 pasang mata di stadion itu menyaksikan timnas perempuan tuan rumah Jerman melindas Kanada 2-1 usai upacara pembukaan Piala Dunia Perempuan (FIFA Women’s World Cup) 2011 yang dihadiri Presiden Jerman Christian Wulff, Kanselir Angela Merkel, serta Presiden FIFA Sepp Blatter. Tuan rumah Jerman memang difavoritkan menjuarai kejuaraan empat tahunan yang berlangsung hingga tiga pekan ke depan itu selain, tentu saja, Amerika Serikat dan Brasil sebagai pesaing utama. Piala Dunia Perempuan 2011 diikuti 16 timnas yang terbagi dalam empat grup: GRUP A (Jerman, Kanada, Nigeria, Prancis); GRUP B (Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Inggris); GRUP C (Amerika Serikat, Korut, Kolombia, Swedia); dan GRUP D (Brasil, Australia, Norwegia, Guinea Equatorial). Juara dan runner-up masing-masing grup pada klasemen akhir lolos ke perempat final. Beberapa jam sebelum upacara pembukaan, telah dimulai pertandingan lain di Grup A yang mempertemukan Prancis kontra Nigeria di Sinsheim. Prancis yang tampil untuk kali kedua di putaran final Piala Dunia ini menang 1-0 berkat gol Marie-Laure Delie pada menit ke-56 dan kini memimpin sementara klasemen Grup A. Di luar realitas momen upacara pembukaan, data 73.680 pasang mata di stadion menyaksikan laga sepak bola perempuan sungguh fenomena menggembirakan. Meski berlabel kejuaraan dunia, selama ini jumlah penonton yang memadati stadion tidak pernah melampaui 40 ribu orang. Bahkan tidak jarang lebih sedikit. Di setiap pertandingan Liga Sepak Bola Perempuan Jerman, salah satu liga terbaik di dunia dengan bintang-bintang ternama dari berbagai negara, sering diisi cuma beberapa ratus penonton. Di Stadion Olimpiade Berlin –venue pertandingan final Piala Dunia (lelaki) 2006 yang mengantarkan Italia juara itu— kali ini sepak bola perempuan dunia mendapatkan momentum. Di stadion ini pula timnas perempuan Jerman yang dipoles Silvia Neid memulai perjuangan dengan hasil manis lewat gol-gol gelandang brilian Kerstin Garefrekes (menit ke-10) dan Celia Okoyino Da Mbabi (42’). Gol dan kemenangan ini merupakan hadiah ulang tahun ke-23 Da Mbabi yang jatuh pada Senin (28/6). Meski berjuang mati-matian di babak kedua, Kanada hanya bisa memperkecil kekalahan satu gol. Itu pun terjadi pada menit ke-82 lewat Kapten Christine Sinclair yang tulang hidungnya patah dan berdarah-darah hampir di sepanjang babak kedua. ‘’Dokter tim memberitahuku hidungnya patah, tapi ia ngotot terus bermain,’’ tutur Pelatih Kanada Carolina Morace sebagaimana dilansir The Associated Press . Jerman adalah juara dunia dua kali berturut-turut (2003 dan 2007). Di rumah sendiri ini mereka akan berjuang menjadi negara pertama yang mampu mengangkat trofi Piala Dunia Perempuan untuk kali ketiga. ‘’Memungkinkan, sangat memungkinkan. Apalagi para penonton yang antusias di belakang kami,’’ ujar Birgit Prinz, yang kini telah berusia 33 tahun dan ingin menjadikan Piala Dunia di rumah sendiri ini sebagai akhir manis untuk karier internasionalnya. Pada pertandingan perdana itu, Prinz belum tampil maksimal. Selain tidak mampu menambah torehan 14 golnya –sekaligus rekor gol tertinggi di Piala Dunia Perempuan— pada menit ke-56 Pelatih Neid harus menggantinya dengan Alexandra Popp. Aplaus dari tribun pun membahana. MEMORI & SENSASI Bagaimanapun, tidak hanya milik Jerman, tetapi Prinz juga salah satu legenda hidup yang dicatat sepak bola perempuan dunia sejak Piala Dunia Perempuan kali pertama digelar di China pada 1991 silam. Kala itu kontestan baru 12 tim dengan rata-rata jumlah penonton di stadion 19.615 orang per pertandingan. Pada Piala Dunia 1999 di AS, jumlah kontestan diperbanyak menjadi 16 tim. Tahun itu AS tampil sebagai juara mengalahkan dengan mengalahkan China melalui adu penalti pada pertandingan final di Stadion Rose Bowl, Pasadena, California— venues laga final Piala Dunia (lelaki) 1994 dan Gold Cup 2011. Yang menggembirakan, rata-rata jumlah penonton di stadion telah mencapai 37.319 per pertandingan. Generasi pemain sepak bola perempuan AS pun makin menancapkan namanya di dunia, seperti Mia Hamm, Brandi Chastain, dan lain-lain. Empat tahun lalu, China kembali menggelar Piala Dunia. Bintang-bintang baru mulai menampakkan sinar terangnya, seperti Kelly Smith (Inggris) dan Marta (Brasil). Namun, Prinz dan skuad Jerman masih kelewat digdaya ditandingi oleh tim-tim lain. Di final, Marta dan Brasil takluk 0-2 kepada Jerman yang tidak sekalipun kebobolan di kejuaraan itu. Selain bintang-bintang, Piala Dunia Perempuan juga telah melahirkan beberapa kisah sekaligus momen sensasional. Berikut beberapa di antaranya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sirkuit Mandalika series terbaru Indonesia

Hasil MotoGp Malaysia 2019