Belajar Karena dan Hanya kepada Allah SWT

☝🏻📖 Belum Terlambat Untuk Belajar ...



Ketika anak kita masih SD, kita temani ia belajar membaca, berhitung karena kita tahu membaca, menulis dan berhitung akan jadi modal untuk mempelajari ilmu lanjutan.



Ketika anak kita di SMP, kita masukkan bimbel untuk belajar fisika dan matematika karena kita ingin anak kita semakin pintar untuk dipersiapkan menuju jenjang berikutnya.



Juga ketika anak kita duduk di bangku SMA, kita persiapkan mereka untuk menguasai semua mata pelajaran yang diuji agar dpt diterima atau mudah masuk Universitas Negeri pilihan.



Semua itu ujungnya adalah agar anak kita berilmu yang dpt menjadi bekal hidupnya DI DUNIA.



Blass 12 tahun kita seperti belajar lagi, jadi pintar lagi saat mendampingi anak2 kita.



Sekarang, kita bertanya lagi pada diri kita, sesemangat itukah kita saat mempelajari ilmu agama? Berapa jam sehari? Sudah berapa tahun?  Sudahkah kita menghadiri majlis ilmu yang begitu banyak dan mudah didatangi? Pernahkah kita membaca kajian2 atau kitab2 ilmu syar'i? Terdaftarkah kita di group2 WA kajian sunnah yang menjamur atau sudahkah kita sekedar memfollow akun Instagram atau mensubscribe akun youtube para Asatidz?



Saat menulis ini pun saya sudah terhenyak dengan sejuta penyesalan, betapa maha banyak, teramat banyak ilmu  yang masih harus dipelajari. Betapa fakirnya ilmu kita dan kita tetap dengan SOMBONG merasa sudah mencukupkan diri kita dengan apa yang kita tahu.



Padahal, bukankah seharusnya kita itu berilmu dulu baru beramal? Layaknya mayoritas murid yg harus lulus tingkatan tertentu baru bisa mengamalkannya?



Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu berkata:



الْعِلْمُ إمَامُ الْعَمَلِ وَالْعَمَلُ تَابِعُهُ



“Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal adalah pengikut ilmu”

(Dari kitab al-Amru bil Ma’ruf wan nahyu anil munkar karya Ibnu Taimiyyah halaman 15).



Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata:



مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِح



“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak dibandingkan memperbaiki”



(Dari kitab Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah: 2/383).



Umar bin al-Khottob radhiyallaahu ‘anhu berkata :



تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا



“Belajarlah ilmu sebelum menjadi pemimpin”

(riwayat Ibnu Abi Syaibah)



Umar bin al-Khottob radhiyallahu ‘anhu juga berkata :



لَا يَبِعْ فِي سُوقِنَا إِلَّا مَنْ قَدْ تَفَقَّهَ فِي الدِّينِ



“Janganlah berjualan di pasar kami orang yang belum paham tentang ilmu agama”

(riwayat at Tirmidzi)



Dan bukankah  Ilmu Menyebabkan Amal yang Sedikit Menjadi Barakah



Abud Darda’ radhiyallaahu ‘anhu berkata :



يا حبذا نوم الأكياس وإفطارهم كيف يعيبون سهر الحمقى وصيامهم ومثقال ذرة من بر صاحب تقوى ويقين أعظم وأفضل وأرجح من أمثال الجبال من عبادة المغترين



“Duhai seandainya (kita dapatkan) tidur dan makan minumnya orang berilmu. Bagaimana bisa orang terperdaya dengan terjaganya (dalam sholat) dan puasanya orang yang bodoh. Sungguh kebaikan sebesar biji dzarrah dari orang yang bertaqwa dan yakin (berilmu) lebih agung, lebih utama, dan lebih berat timbangannya dibandingkan amalan sebesar gunung dari orang yang tertipu (orang bodoh)”

(Hilyatul Awliyaa’ juz 1 halaman 211).



Yuuk sempatkan tholabul ilmi ... Ramaikan kajian2 sunnah secara istiqomah ;)



🖋 Ummu Islamadina



Jakarta, 30 Jumadil Awwal  1438 H (27 Februari 2017)



Dari Kajian Dakwah Islamadina.

WA Group: 0817 007 1531.

Silahkan bergabung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sirkuit Mandalika series terbaru Indonesia

Hasil MotoGp Malaysia 2019