Briliant C. Copent

Dari pengampu apa daya dari berangkat
Sendari diriku tiada tara mencintai waktu
Berkelana menyortir apa yang ada dalam predikat
Melaju dalam wahana gemerlap kehidupan satu

     Tabir surya yang kadang terbiasnya malam
      Melanin yang semakin menipis dari organku
      Terjebak dan terjerumuskan hidup dalam penantian
      Tanda adzan yang kadang membahana alam
      Janin yang seharusnya tertatih untuk jantungku
      Meruji dan juga menggerigil dampak perhatian 

Terkejut aku mendengar kisahmu di jendela berita
Antara batu dan karang yang terlontarkan
Derita apa ya Tuhan tentang keadaan cerita
Sembari aku tertidur dalam lautan asmara berantakan
  
      Sepoi-sepoi goyangan daun membahana ruangan
      Mentari tiada hari tanpa solusi sebuah keuanganya
      Bersandar dari derasnya ombak yang menerpa
      Terbalutnya diriku tergoda suasana harpa

Mengendap dari arah alunan yang sesuai jalurnya
Menitih perih apa yang tersandar dara benggala 
Merintih perih, pedih, sedih tanpa haru berhala
Menyaringkan datarnya alur sebuah simponi pantunnya

     Dari sebuah pikiran briliant Colombus Copent
     Sebuah karya harta warisan Constantinopel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sirkuit Mandalika series terbaru Indonesia

Hasil MotoGp Malaysia 2019